Syarat Utama Anak Imigran Bersekolah harus Bisa Berbahasa Indonesia
Kadisdik Pekanbaru H Abdul Jamal MPd foto bersama dengan pengurus FWKLA Pekanbaru Jumat (21/6/3019).
PEKANBARU -- (KIBLATRIAU.COM)-- Saat ini, Kota Pekanbaru bakal menjadi kota nomor dua setelah Medan. Dimana, dari sekian banyak anak imigran, umumnya dari Timur Tengah.
Sebab, pada tahun pelajaran (TP) baru nanti anak imigran sudah bisa bersekolah. Namun, untuk tahap awal, khusus tingkat sekolah dasar (SD). Ini merupakan langkah maju yang diambil Disdik Pekanbaru dan bekerjasama dengan pihak Intenational Organization Migration (IOM).
"Ya kita sudah lihat di Kota Medan kemarin. Kalau rencana ini berjalan di TP baru nanti, Pekanbaru mungkin jadi kita nomor dua setelah Medan. Ini khusus untuk SD, bagi anak-anak imigran yang sudah sampai usia untuk bersekolah," ungkap Kadis Pendidikan Kota Pekanbaru H Abdul Jamal MPd kepada wartawan, Jumat (21/6/2019).
Semua biaya, tambah Jamal akan ditanggung oleh Intenational Organization Migration (IOM). Dan ini adalah salah satu lembaga khusus imigran di PBB (UNHCR).
"Jadi, kita hanya menyalurkan atau memfasilitasi saja. Karena mereka ini ada yang sudah 6-7 tahun tinggal disini (Pekanbaru red). Sebaiknya memang anak-anak ini bersekolah," ujar Jamal.
Dijelaskan Jamal, syarat utama, tentu mereka wajib bisa berbahasa Indonesia. Agar bisa berbaur dan mengikuti pelajaran. Sekolah atau SD Negeri yang disasar pun tentu sekolah yang terdekat.
"Sistemnya kita titip saja. Sekolah yang disasar tentulah yang muridnya kurang. Ada yang kita titip 3 orang di satu sekolah, atau bisa lebih. Sesuai dengan jumlah yang bisa di sekolah itu," sebut Jamal.
Diakui Jamal, banyak sisi positif dari rencana ini. Pasalnya, anak-anak ini tentu tak lagi jadi anak tanpa pendidikan. Selain itu, mereka bisa perdalam bahasa Indonesia juga budaya kita. Sebaliknya, anak-anak SD negeri tersebut bisa pula belajar bahasa Inggris. "Anak-anak imigran ini kan pintar berbahasa Inggris. Nah, anak-anak kita bisa pula belajar dan saling dapat keuntungan," terang Jamal.
Jamal menambahkan, para orang tua laki-laki dan perempuan imigran pun diberi keterampilan. Bekerja sama dengan pihak Imigrasi dan mereka bisa terampil dan memperoleh ilmu baru.
"Kalau anaknya sekolah, ortunya tentu bingung juga di rumah. Nah, kita bersama Kantor Imigrasi memberikan mereka ilmu dan keterampilan. Yang laki-laki kita ajarkan ilmu reparasi handphone. Sedangkan perempuannya, dapat keterampilan rumahan seperti menyulam, menjahit, memasak dan lainnya. Jadi, tak ada lagi kekhawatiran kita terhadap mereka," papar Jamal.
Sampai kapan mereka difasilitasi seperti ini? Diuraikan Jamal, sampai ada kepastian dari IOM bahwa mereka sampai saatnya nanti akan dideportasi. "Kalau mereka sudah pasti dipulangkan ke negaranya atau deportasi, maka selesai pula tugas kita," tutur Jamal. (Hen)
Tulis Komentar