Memengaruhi sektor Perdagangan Global 

Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang Amerika-China

Ilham Mandala Anugrah

Oleh :


    HUBUNGAN Amerika Serikat (AS) dan China kerap menjadi perhatian publik selama kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Bagaimana tidak, keduanya terlibat perang dagang hingga memengaruhi sektor perdagangan global sejak 2019 lalu. Perang dagang bermula karena Trump kesal dengan neraca perdagangan negaranya yang selalu tercatat defisit dengan China. Untuk itu, ia memilih langkah proteksionisme untuk memperbaiki neraca perdagangan AS. Trump memutuskan untuk menaikkan bea masuk impor panel surya dan mesin cuci yang masing-masing menjadi 30 persen dan 20 persen. Sejak saat itu, tepatnya 22 Januari 2018, perang dagang pun dimulai.

Perekonomian Indonesia telah bergejolak sejak resmi diterapkannya perang dagang, serta kenaikan nilai ekspor pada tahun 2018 tidak sesuai dengan harapan. Proteksi Amerika Serikat menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki arah ekspor-impor serta ragu dalam menentukan kebijakan selanjutnya. Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan perekonomian melalui perdagangan baja dan aluminium. Dengan adanya perang dagang, baja, aluminium dan turunannya mengalami berbagai implikasi serta berpengaruh terhadap industri dalam negeri. Perang dagang ini tentunya berdampak bagi meningkatnya harga barang di Amerika Serikat dan Cina sehingga membuka kesempatan ekspor bagi negara ketiga untuk mengisi pasar.

Dari berbagai kalkulasi tampaknya perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok tidak bisa dihindari. Paling tidak ini terkait dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menerapkan tarif bea masuk produk baja. Imbas dari regulasi ini berdampak terhadap negara pengekspor baja dan salah satunya adalah Tiongkok. Daya saing produk baja dari Tiongkok tereduksi di pasar Amerika Serikat. Produksi baja Tiongkok termasuk yang terbesar dan tentu regulasi Amerika Serikat berpengaruh signifikan bagi kinerja ekspor baja dari Tiongkok. Ancaman perang dagang akan berimbas juga ke sejumlah negara, terutama terkait pasar produk baja, belum lagi produk aluminium yang juga menjadi riak perseteruan dua negara adidaya ini. Artinya, sangat dimungkinkan baja produk Tiongkok semakin menyebar ke sejumlah negara dan bukan tidak mungkin Indonesia akan kebanjiran baja dari Tiongkok. Imbas situasi ini adalah terhadap daya saing produk baja domestik.***


Berita Lainnya...

Tulis Komentar