Batasi Gerak Masyarakat 

Pemko Pekanbaru Bakal Berlakukan Jam Malam

Wali Kota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Pemerintah Kota dalam hal ini, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT bakal menerapkan jam malam di Kota Pekanbaru. Ini dilakukan untuk membatasi ruang gerak masyarakat yang saat ini dinilai masih tak mematuhi pentingnya tetap di rumah dan menerapkan social distancing.Jumlah masyarakat Pekanbaru yang terkait dengan COVID-19 memang masih tinggi. Hingga Jumat (3/4/2020), orang dalam pemantauan (ODP) berada di angka 1.289 orang. Bertambah 373 orang dari sehari sebelumnya. Sementara itu, pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 56 orang. Bertambah dua orang dari Kamis (2/4). Sementara positif COVID-19 tiga orang dirawat dan satu orang sembuh. Untuk pasien positif, Jumat (3/4/2020) bertambah pula satu orang lagi, sehingga total menjadi lima.

Dikatakan Firdaus, dalam dua pekan terakhir masih ada masyarakat yang keluar rumah hingga malam hari. Padahal Pekanbaru sudah ditetapkan dalam status Tanggap Darurat Bencana Nonalam COVID-19. "Pengamatan kami di lapangan, pada saat ada yang positif di Pekanbaru ketakutan masyarakat sudah agak bagus. Keluar rumah berkurang. Begitu diinformasikan yang positif sembuh, di lapangan malah bertambah yang keluar. Ada pikiran di masyarakat tidak apa-apa karena sembuh," sebut Firdaus.

Di Pekanbaru, ada beberapa kecamatan yang jadi perhatian. Yakni Tampan, Bukit Raya dan Tenayan Raya. Tiga kecamatan teratas penyumbang ODP, PDP dan pasien positif terbesar. "Kecamatan ini dengan kesadaran masyarakat yang masih rendah. Di lapangan saya sekali dua hari keliling. Sampai jam 12 malam masyarakat masih kongkow-kongkow," kata Firdaus. Ditambahkan Firdaus, warung internet (warnet) masih saja beroperasi padahal diminta tutup sementara. "Banyak yang bermain di warnet. Dengan pertimbangan itu kami ambil kebijakan harus membatasi ruang gerak masyarakat dengan memberlakukan jam malam. Besok akan kami bahas. Bisa besok malam (malam ini, red), bisa Ahad malam diberlakukan," tegas Firdaus.Pihaknya segera memberlakukan jam malam melihat eskalasi angka ODP, PDP dan positif."Kami berharap kesadaran masyarakat semakin baik. Harapan kami bisa dipahami. Bilamana langkah itu juga belum membuat paham hingga eskalasi bertambah, tentunya tidak hanya jam malam. Bisa ke tahap pembatasan sosial berskala besar," tutur Firdaus.

10 Orang Positif
Dalam dua hari terakhir, jumlah pasien positif corona di Riau mengalami peningkatan. Jika pada Kamis (2/4) lalu, pasien positif di Riau berjumlah tujuh orang, pada Jumat (3/4) kembali bertambah tiga orang. Sehingga total pasien terkonfirmasi COVID-19 di Riau 10 orang. Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar saat konferensi pers di Gedung Daerah Riau mengatakan, tiga pasien tersebut masing-masing berinisial SS (57), JG (58) dan AS (56). "Di Riau ada tambahan tiga pasien positif corona. Totalnya 10 orang. Sembilan di antaranya masih dirawat, dan satu orang sudah sembuh dan dipulangkan," ujar Gubri.

Lebih lanjut dikatakan Syamsuar, SS adalah warga Kota Pekanbaru. Yang bersangkutan memiliki riwayat bekerja di Medan, Sumatera Utara. Sedangkan JG adalah warga Pelalawan yang pernah melakukan perjalanan ke Jakarta dan pulang ke Riau pada 13 Maret lalu."Sedangkan pasien AS adalah warga Rokan Hulu (Rohul). Yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke Surabaya dan pulang ke Riau pada 21 Maret. Untuk pasien AS, saat ini dirawat di Rohul, sedangkan SS dan JG dirawat di Pekanbaru," jelas Gubri.

Setelah adanya penambahan pasien positif corona tersebut, pihaknya langsung melakukan tracking bersama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota. Termasuk pihak kepolisian untuk mengetahui dengan siapa saja pasien tersebut melakukan kontak.  "Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan jangan panik. Tetap lakukan pembatasan fisik, hindari keramaian, rutin mencuci tangan dengan sabun, berolahraga dan makan buah serta sayur," ajak Gubri.Dalam kesempatan itu Gubri juga menyampaikan untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Riau saat ini berjumlah 122 orang. Dari jumlah itu 74 orang masih menjalani perawatan sementara 46 orang sudah sehat dan diperbolehkan pulang. “Untuk PDP juga ada yang meninggal dua orang. Sedangkan untuk ODP (orang dalam pengawasan, red) saat ini berjumlah 20.178. Dari jumlah itu 2.531 sudah selesai menjalani pemantauan,” jelasnya.(Rls/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar