Pemerintah Ganti Metode Deteksi Awal 

Apa Beda Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Sebelumnya. Ini Penjelasannya

Ilustrasi covid-19

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Pemerintah mengganti metode deteksi awal virus Covid-19. Awalnya menggunakan rapid test serologi, kemudian diganti menjadi rapid test antigen. Kementerian Kesehatan juga telah menetapkan batasan tarif tertinggi pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab yakni sebesar Rp250 ribu untuk Pulau Jawa dan Rp 275 ribu untuk di luar Pulau Jawa. Apa beda rapid test antigen dengan rapid test sebelumnya?Dokter RSCM, Shela Putri Sundawa menjelaskan, bahwa sebelum bicara tentang rapid test, sebaiknya kenal dulu dengan yang namanya antigen. Dari definisi aslinya, kata dia, antigen adalah sesuatu yang dapat memicu reaksi sistem imun. Bentuk antigen itu macam-macam ada yang bagian dari virus, bakteri, polen, zat kimia dan substansi-substansi lain dari lingkungan.

''Dalam konteks rapid test antigen Covid-19 antigen di sini merujuk pada bagian di virus Covid-19. Bisa bagian apapun, tapi dipilih yang paling mewakili si virus. Misal, kalau virus Covid-19 itu diibaratkan mas Adamnya mbak Inul, antigennya itu kumisnya,'' ujar Shela dalam akun Twitternya, @oxfara, dikutip merdeka.com, Jumat (18/12/2020).

Dalam konteks rapid test antigen COVID-19--> antigen di sini merujuk pada bagian di virus COVID-19, bisa bagian apapun tapi dipilih yang paling mewakili si virus. Misal, kalo virus COVID-19 itu diibaratkan mas Adamnya mba Inul, antigennya itu kumisnya. Supaya dapat mudah dimengerti awam, Shela pun mengibaratkannya dengan kumis suami pedangdut Inul Daratista. Karena cuma potongan tubuh yaitu kumisnya saja yang dicek, lanjut Shela, berarti bisa saja ada kumis mirip Mas Adam di orang lain yang dikira sebagai Mas Adam
oleh pemeriksaan rapid test antigen ini. Bisa juga sebaliknya.

Misalnya, kata Shela, Mas Adam sudah pindah rumah, tapi kumisnya enggak dibawa, begitu ada petugas patroli ke rumahnya yang cuma kenal kumisnya, di kepalanya terpikir ada kumis, ada Mas Adam. Ketipu lah si petugas patroli ini. Ini namanya false positif yaitu terdeteksi positif tapi sebenarnya tidak.''Nah terus bedanya apa sama rapid test yang dulu?. Bedanya rapid test yang dulu yang diperiksa adalah serologi alias reaksi imunnya yang terjadi setelah terpapar virus Covid-19. Reaksi imun ini terjadi spesifik untuk virus Covid-19. Tapi sayangnya butuh waktu untuk menjadi positif,'' tutur Shela.(Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar