Hari ke Enam Puasa Ramadhan 1445 H

Ustadz Dr Magfhiroh Sampaikan Tausiah Subuh, Inilah Penjelasan Lengkapnya

Ustadz Dr H Magfhiroh MA saat menyampaikan ceramah usai shalat subuh berjamaah di Masjid Nurul Muhsinin, Ahad (17/3/2024)

 

Laporan : Hendri Zainuddin

Pekanbaru

 

       USAI shalat subuh berjamaah, tepatnya pada hari ke enam bulan puasa ramadhan 1445 H,  ustadz yang menyampaikan tausiah yakni ustadz Dr H Magfhiroh MA Ahad (17/3/2024) di  Masjid Nurul Muhsinin yang terletak di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Tangkerang Barata, Kecamatan Marpoyan Damai.Sebelum menyampaikan tauziah subuh, pertama-tama ustadz Maghfiroh mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, dimana kita telah diberikan nikmat iman dan islam, sehingga kita  
dapat bersama-sama melakukan shalat subuh. Selanjutnya , tak lupa pula ustadz Magfhiroh menyampaikan salawat atas Nabi Muhammad SAW. Karena dengan banyak kita membaca salawat nanti akan diberikan safaat di yaumil kelak. Dalam tausiah subuh  ini ustadz Magfhiroh menyampaikan judul rumah tangga yang sakinah wawadah warahmah.

Dijelaskan ustadz Maghfiroh MA bahwa setiap manusia perintahkan oleh Allah SWT supaya menikah, karena jika dilakukan berpahala, baik itu sebagai seorang suami dan sebagai istri.''Jadi, jika kalau sudah mapan dan punya kemampuan supaya segera menikah. Karena, banyak sekali pahala yang didapatkan bagi kedua pasangan, sehingga nyaman dan tenang dalam menjalani kehidupan di dunia ini,'' sebut ustadz Magfhiroh.Diterangkan ustadz Magfhiroh, dalam mengarungi rumah tangga pasangan suami istri tentunya bisa saling pengertian dan terbuka.''Namun, dalam urusan rumah tangga ini, Allah SWT lebih mengedepankan laki-laki (suami red) sebagai pemipin dari kelurarga dalam mengambil keputusan. Karena, laki-laki lebih objektif dalam berpikir dan kebijakan di banding wanita (istri red),'' ujar ustadzMagfhiroh.

Sambung  ustadz Magfhiroh, bahwa maknya dari  sakinah berasal dari bahasa Arab yang dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan ketenangan, ketenteraman, aman, dan juga damai. Sedangkan lawan kata dari ketenteraman dan ketenangan adalah keresahan, kehancuran, dan keguncangan. Dimana diharapkan dari pernikahan seperti pada arti sakinah yaitu ketenteraman, ketenangan, keamanan, dan kedamaian dalam anggota keluarga. Sedangkan keluarga yang tidak memiliki sakinah berarti keluarga yang penuh keresahan, kehancuran, dan keguncangan, itulah yang harus dihindari.

''Contoh keluarga yang tidak sakinah adalah keluarga yang di dalamnya penuh dengan perdebatan, perkelahian, dan kecurigaan. Dengan banyaknya konflik yang terjadi di dalam keluarga tentu bisa memicu sebuah perceraian. Ketidakpercayaan pada  pasangan merupakan salah satu pemicu retaknya keluarga. Jika pasangan saling curiga dan tidak ada kepercayaan satu sama lain, serta ada orang lain yang sengaja mengguncang rumah tangga atau perlawanan istri terhadap suami maka digolongkan sebagai  keluarga yang tidak sakinah,'' papar ustadz Magfhiroh.

Ustadz Magfhiroh menerangkan, sedangkan arti mawadah berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti kasih sayang dan cinta yang membara. Kata mawadah ini memiliki arti khusus untuk seseorang yang memiliki perasaan menggebu-gebu dengan pasangannya. Perasaan menggebu ini muncul karena aspek-aspek lain yang dimiliki oleh pasangan antara lain, kecantikan, ketampanan, moral, kedudukan, pola pikir dan hal-hal lain dalam diri pasangan.Dalam ajaran Islam, mawadah juga merupakan sebuah fitrah yang dimiliki oleh manusia. Dengan adanya mawadah di dalam keluarga akan membuat keluarga menjadi penuh cinta dan kasih sayang. Tidak mungkin di sebuah keluarga tidak memiliki cinta, tentu rasanya akan hambar. Perasaan cinta memberikan rasa saling memiliki dan menjaga antar anggota keluarga.

''Keluarga yang memiliki mawadah di dalamnya pasti memiliki hal-hal positif di dalam keluarga itu. Bila tidak memiliki mawadah maka keluarga tidak akan saling memberikan dukungan karena tidak memiliki rasa kasih sayang. Bahkan, perselingkuhan bisa saja terjadi karena tidak adanya rasa kasih sayang antar pasangan. Selain itu, keluarga yang memiliki mawadah tidak terbentuk secara instan, namun dikembangkan melalui proses dipupuknya melalui cinta suami, istri, dan anak-anak. Setiap keluarga pasti menginginkan keluarga yang mawadah, karena merupakan suatu fitrah pada setiap makhluknya,'' urai ustadz Magfhiroh.


Selanjutnya tambah ustadz Magfhiroh bahwa makna warahmah memiliki arti rezeki, ampunan, karunia, dan rahmat. Rahmat terbesar tentu berasal dari Allah SWT. Keluarga yang mendapat rahmat terbesar tentu keluarga yang memiliki cinta, kasih sayang, dan juga kepercayaan. Keluarga yang memiliki warahmah juga bukan dengan proses yang instan, namun proses yang cukup panjang karena membutuhkan pemahaman, saling menutupi kekurangan, dan memberikan pengertian.''Dengan kesabaran hati serta pengorbanan dari suami dan istri tentu akan membuat keluarga memiliki warahmah atau karunia di dalamnya. Dari adanya proses kesabaran tersebut, warahmah akan diberikan oleh Allah SWT sebagai bentuk cinta tertinggi dalam  sebuah keluarga. Selain itu, warahmah tidak akan muncul jika di dalam keluarga memiliki sifat saling durhaka antara suami dan istri. Keluarga harus tenang, damai, dan memiliki kasih sayang agar warahmah dapat terwujud dengan baik,'' tutur ustadz Magfhiroh.***

 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar