Rencana Strategis 2020-2024

TNI AU akan Duetkan Jet Tempur Canggih F-16 Viper dan Sukhoi SU-35

Jet tempur TNI F 16 Block 72 Viper. 

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- TNI AU bakal memiliki jet tempur canggih buatan Amerika Serikat. Jet tempur itu adalah F-16 Block 72 Viper. Jet tempur ini akan didatangkan bertahap sebagai rencana strategis 2020-2024 mendatang.Selain mengandalkan F-16 jenis Block 72 Viper, TNI AU juga akan mendatangkan pesawat jenis Sukhoi 35 dari Rusia. "Selain itu, juga kita akan ditemani pesawat dari timur, Sukhoi 35 juga sedang proses," kata Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Yuyu Sutisna.Indonesia memang sudah memiliki 33 jet tempur F-16 Fighting Falcon dari berbagai tipe. Namun F-16 Block 72 Viper adalah tipe terbarunya. Berikut kecanggihan F-16 Block 72 Viper dan Sukhoi SU-35 yang akan dimiliki TNI AU:Sekitar tahun 2012, Lockheed Martin, perusahaan pembuatan F-16 Fighting Falcon meluncurkan tipe terbaru jet tempur ini. Tipe baru ini dijuluki "Viper". F-16 Block 70/72 merupakan produksi F-16 yang terbaru dan tercanggih, karena menggabungkan berbagai kapabilitas dari tipe F-16 sebelumnya.F-16 Block 70/72 memiliki radar APG-83. Radar di pesawat termasuk dalam Active Electronically Scaned Array (AESA) atau radar Array. Selain itu, beberapa teknologi di F-16 Block 70/72 juga terbaru dan tidak tersedia di tipe-tipe Block F-16 lainnya.Radar mampu melacak 20 target secara bersamaan, mampu menghasilkan peta radar aperture sintetis dengan resolusi tinggi, memiliki jangkauan hingga 160 mil laut dari target darat hingga operasi mode udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan yang menjadi satu. Radar Array juga mampu melacak target jarak jauh dari udara.

Kemampuan operasionalnya makin ditingkatkan, dengan datalink canggih, Pod penargetan dan senjata. Kemudian Navigasi GPS presisi dan Automatic Ground Collision Avoidance System (Auto GCAS). Pilot F-16 Block 70/72 akan dilengkapi dengan Joint Helmet Mounted Cueing System II (JHMCS II). Dengan JHMCS II, pilot bisa mengarahkan senjata dan sensor hanya dengan memutar kepalanya.Teknologi ini berfungsi karena data-data taktis yang selalu tersedia di jet tempur utama. Data-data tersebut bisa membantu pilot saat dalam keadaan kritis sekalipun.Dalam situasi yang kritis, pilot masih bisa membidik dan tidak perlu melihat ke tampilan kokpit untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.JHMCS II adalah sistem digital yang menggabungkan pelacak inersia optik hybrid terbaru. Selain itu, JHMCS II juga tidak membutuhkan kokpit magnetic mapping seperti versi sebelumnya.Kecanggihan JHMCS II menyediakan simbologi warna, pemantauan dan deteksi, dan peringatan G-LOC. Simbologi warna meningkatkan pengenalan langsung pilot dengan target dan ancaman yang tidak diketahui.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar