Akibat Pengelolaan dan Penggunaan Drainase yang Ti

Firdaus: Pekanbaru Bisa Bebas Banjir Asal Ada Komitmen Bersama

Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT saat menyampaikan pemaparan dalam acara seminar yang ditaja - Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Riau (IKA FT UNRI) kemarin

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Riau (IKA FT UNRI) turut berpartisipasi membantu Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyelesaikan berbagai persoalan kota. Untuk itu, IKA FT Unri menggelar seminar bersama Walikota Pekanbaru beserta jajarannya membahas perkotaan, khususnya banjir dan kemacetan.  Acara yang bertajuk seminar dengan tema "Mewujudkan Pekanbaru bebas banjir dan bebas macet, Mungkinkah?" yang diadakan di Hotel Ameera Pekanbaru , Senin (21/5/2019) yang juga dilanjutkan dengan buka puasa bersama.  Keynote speaker ada seminar adalah Walikota Pekanbaru DR H Firdaus ST MT, didampingi oleh panelis diantaranya DR M Ikhsan MEng sebagai pakar tata kota, DR Ary Sandhiavitri selaku praktisi dan akedmisi (Dekan FT Unri), Yosi Aslinda ST MSc selaku Pakar Lalu lintas dan Anis Murzil sebagai alumni. Acara dimoderatori langsung oleh Eka Putra Nazir ST MSc selaku Ketua IKA FT Unri. 

Dalam pemaparannya, DR Firdaus menyampaikan bahwa Pekanbaru sekarang ini bersolek dengan menggunakan konsep Smart City Madani. ''Konsep Smart city madani ini merupakan road map kita dalam membangun kota ini. Konsep ini telah diuji dan mendapat apresiasi di beberapa Universitas terkemuka di Indonesia," terang Firdaus.  Kota Pekanbaru menurut Firdaus memiliki dua model penanganan banjir yang berbeda, wilayah utara di daerah senapelan dan Rumbai itu dipengaruhi tinggi elevasi sungai Siak yang hanya 0.2 cm diatas permukaan laut. Untuk menyelesaikannya, Pemko Pekanbaru menyiapkan model pompa dan tanggul. Sedangkan di bagian selatan, timur dan barat itu yang meliputi wilayah tenayan raya, panam dan marpoyan itu dipengaruhi oleh banyak hal. 

''Pekanbaru bisa bebas banjir? Bisa. Asal ada komitmen bersama. Pemerintah semua lini, masyarakat dan lingkungan. Manusianya harus peduli lingkungan."ungkap walikota yang mendapat gelar doktoral dari II P Jatinangor ini. Sementara itu, DR Ikhsan selaku pakar tata kota mengungkapkan bahwa persoalan utama di pengelolaan banjir di Pekanbaru adalah pengelolaan dan penggunaan drainase yang tidak baik.  "Tiga penyebab utama banjir Pekanbaru  yaitu kondisi drainase, kondisi penyelenggara dan kondisi masyarakat,'' terang DR Ikhsan. 

Dia mencontohkan pengelolaan dan pemanfaatan drainase yang tidak baik itu seperti pembiaran pedagang kaki lima membuang limbah usahanya di drainase tersebut.  ''Ditambah lagi para pedagang yang membangun tempat usaha diatas drainase. Tiang tonggak kayu yang dibuat ala kadarnya. Tentu semua ini akan jadi masalah besar"tambah pria yang suka olahraga lari ini.  Untuk mengontrol kondisi drainase dan banjir, DR Ikhsan mengusulkan Pemko Pekanbaru menyiapkan tim ulu-ulu air.

 DR Ari Shandiavitry selaku praktisi dan akademisi menyebut bahwa Kota Pekanbaru ini kota dengan tingkat pembangunan tertinggi di Indonesia.  "Saya kebetulan juga konsultan ahli PT Angkasa Pura II. Perkembangan kota ini luar biasa. Saya contohkan, Angkasa Pura II menargetkan capaian penumpang Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru adalah 4,5 juta kedatangan pada 2025. Namun, baru tahun 2017, bandara ini sudah mencapai 3,7 juta. Dan itu harus dikembangkan lagi ke depannya"terangnya.

Dr Arie menyambut baik niat Pemko Pekanbaru memiliki konsep aero city dan gretel pekanbaru ke depannya. Kedua konsep ini siap menjadikan Pekanbaru sebagai kota Teknopolitan. Yosi Aslinda lebih menitikberatkan pembahasan kepada potensi kemacetan. Yosi menyebut macet dan banjir saling berkaitan.  "Potensi kemacetan kota ini disebabkan oleh banjir, kapasitas parkir, hambatan samping dan pejalan kaki yang berjalan di bahu jalan."terangnya. Yosi juga memuji Trans Metro Pekanbaru (TMP) milik Pekanbaru. Dia berharap ke depannya lebih dikembangkan. Agar konsistensi waktu tercapai, dia berharap TMP ke depannya punya jalur sendiri. 

"Akan lebih menarik ke depannya jika kita sudah punya MRT, kereta dalam kota. Tapi semua harus dihitung. Kita harus belajar ke MRT di Palembang," tambah Yosi.  Anis Murzil selaku Alumni IKA FT Unri menghimbau para mahasiswa aktif lebih banyak melakukan penelitian yang dapat menyelesaikan persoalan perkotaan.  "Lakukan penelitian tentang persoalan perkotaan. Kemudian berikan rekomendasi ke pemko, apa solusi yang terbaik,'' harap Anis.  Eka Putra Nazir, selaku Ketua Umum IKA FT Unri menyampaikan bahwa hasil seminar ini akan dibuatkan rekomendasi hasil seminar untuk Pemko Pekanbaru.''Kita akan membuatkan rekomendasi hasil seminar ini sebagai dukungan kita terhadap Pemko Pekanbaru. Semoga itu dapat menjadi bahan pertimbangan Pemko untuk melanjutkan Pekanbaru ini ke depannya" tutup Eka. "Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh alumni yang sudah berkontribusi atas kegiatan ini. Khususnya kepada panitia yang bertungkus lumus mempersiapkan acara, serta adik-adik BEM mahasiswa Teknik Unri,'' ujar Eka.(Kim/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar